Setelah dua tahun menikah dan belum dikaruniai anak, aku dan suami memutuskan untuk benar-benar serius menjalani program hamil. Perasaan campur aduk—capek ditanya-tanya, khawatir, tapi tetap ada harapan. Maka kami mulai ikhtiar total, dari sisi medis, gaya hidup, dan spiritual.
Selama 8 bulan, kami komit menjaga pola makan. Kami hindari junk food, frozen food, sosis, nugget, ayam potong, dan telur hormon. Semua diganti makanan sehat, alami, dan bergizi.
Suamiku konsumsi Zigavit selama 30 hari untuk memperbaiki kualitas sperma yang saat itu dinyatakan ekstrim oligospermatozoa—jumlah sperma sangat sedikit. Aku sendiri minum Pirfentil, 5 tablet dimulai hari ke-2 haid, maksimal selama 3 bulan, sesuai anjuran dokter.
Kami juga ikuti petunjuk dokter soal jadwal berhubungan (HB):
Fokus pada masa subur: hari ke-11 sampai ke-17 siklus haid.
Diberi jeda 1 hari (misalnya HB di hari ke-11, 13, 15, dan 17).
Jika ingin HB di luar hari tersebut, disarankan menggunakan pengaman, supaya siklus dan kualitas sperma tetap optimal.
Selain usaha medis, aku juga mengamalkan Sholawat Ibrahimiyah selama 41 hari. Setiap saat aku terjaga, kecuali saat tidur dan ke kamar mandi, aku terus bersholawat. Aku percaya, kekuatan doa bisa membuka jalan dari arah yang tak disangka-sangka.
Di bulan ke-8 promil, kami kontrol lagi ke dokter. Hasilnya bikin hati kami meleleh—sperma sudah kembali normal, dan kondisiku juga sehat. Tak lama setelah itu, aku positif hamil.
Saat tahu, aku langsung menangis sujud syukur. Semua perjuangan dan sabar itu akhirnya terjawab. Dan kini, hadir Yumna, putri kecil kami, yang jadi cahaya hidup dan bukti nyata dari usaha dan doa yang tak pernah putus.
Sekarang kami sedang promil lagi, supaya Yumna punya adik. Dengan pengalaman kemarin, kami kembali jaga pola makan dan ikuti pola yang sama, semoga Allah izinkan hadirnya anak kedua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar